Selamat Datang di Bandar303 - Selamat kepada member setia BANDAR303 yang berhasil mendapatkan Grand Jackpot di Slot Joker Online Sebesar Rp.202.019.140. Nikmati juga Promo dan Bonus Menariknya, Hanya Dengan 1 Id Anda Bisa Bermain Semua Games Menarik Dan Kini BANDAR303 Menerima Deposit Menggunakan PULSA, Mari Gabung Bersama Kami, Bandar303.

Piala Afrika, “sudah bagaikan medan perang”

Fri, 06 Feb 15   Category: Berita   Tags:
 
 

Piala Afrika 2015

Semi-final Piala Afrika 2015 antara Ghana & Guinea Khatulistiwa digambarkan bagai “medan perang” menyusul kerusuhan yg mengakibatkan kontes pernah macet sewaktu lebih dari 30 menit.

Penonton melempar piring
Para pemain merunduk menghindari lemparan botol dari kawasan penonton, fans Ghana mencari perlindungan di belakang salah satu gawang.
Suatu helikopter masuk ke arena lapang & polisi memanfaatkan gas air mata utk mengatasi para pendukung yg agresif.

“Itu bagaikan medan perang,” catat Asosiasi Sepakbola Ghana (GFA) di twitternya, & menyebutkan bahwa di dalam stadion sudah berlangsung “tindakan vandalisme yg barbar” & “aksi kekerasan tak beralasan.”

Setelah turnamen dilanjutkan, Ghana menang dgn angka 3-0 & mempunyai wewenang tampil di final, 8 Pebruari akan datang, menantang Pantai Gading yg mengalahkan Republik Kongo 3-1 Rabu (4/2) dulu.

Kerusuhan berjalan di babak mula-mula turnamen antara Ghana & Guinea Khatulistiwa. Para pendukung yg tak puas terhadap kepemimpinan wasit, melempari para pemain Ghana.  Ghana top 2-0 di babak mula-mula, & dikala meninggalkan arena lapang menuju lokasi ubah, polisi anti huru hara mesti melindungi mereka dgn memanfaatkan tameng plastik.

Babak ke-2 seterusnya dihentikan delapan menit menyusul berlariannya jumlahnya suporter Ghana ke arena lapang, mencari perlindungan lantaran serangan bertubi-tubi suporter Guinea Khatulistiwa.  Para petinggi Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) bersama pengeras nada meneror buat menghentikan turnamen jikalau para pendukung tak mogok melempari pemain Ghana. Presiden FA Ghana, Kwesi Nyantakyi menyesali insiden ini. “Ini merupakan kejuaraan yg teramat berhasil & insiden kekerasan ini dapat berdampak tidak baik terhadap reputasi sepak bola Afrika “katanya

“Hal ini teramat disesalkan & tak layak berlangsung.”
Nyantakyi pula menyalahkan para penonton, yg dikatakannya tak membiarkan wasit menjalankan tugasnya.
Wartawan BBC World Service, Piers Edwards menyampaikan sebanyak supporter diboyong ke rumah sakit. Dirinya pun memunguti sebanyak benda berserakan di stadion seperti potongan cermin, pecahan piring & batu.

Wartawan BBC World Service Nick Cavell di Malabo, posting :
“Kerusuhan dimulai sebelum paruh disaat, para fans tak terima dgn ketentuan wasit. Mereka geram dgn melemparkan botol-botol ke arena lapang & pemain Ghana terpaksa meninggalkan arena lapang di babak perdana bersama perlindungan dari polisi. Mereka konsisten melemparinya bersama botol.
“Setelah memasukan gol ke-3, fans Ghana mendorong gerbang & menerobos lintasan lari di belakang gawang, mereka demikian dekat bersama arena lapang, maka turnamen dihentikan. Pemain Guinea Khatulistiwa memohon para supporter utk berakhir melempari namun gagal.

Helikopter Piala Afrika
“Sebuah helikopter polisi cobalah utk menghalau para supporter bersama terbang cuma 20 atau 30 m diatas mereka. Seterusnya polisi merangsek mengambil pentungan & semprotan gas air mata utk mengusir supporter.
“Para fans Ghana hasilnya dipandu ke ruang kosong stadion itu & kontes dimulai kembali tatkala sekian banyak menit.”
Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) menolak utk menjawab pertanyaan sekitar kericuhan ini sesudah kejuaraan.
“Saya tak tahu apa yg berlangsung,” kata pelatih Ghana Avram Grant. “Saya menonton sesuatu di arena lapang, banyaknya insiden atau kekerasan.
“Saya tak mampu menyampaikan bahwa aku tak peduli, aku lebih peduli bersama keselamatan para pemain aku, itu teramat utama.”
Wartawan BBC World Service Steve Crossman di Malabo, posting :
Para supporter Ghana melempari fans Guinea Khatulistiwa dgn botol & batu. Aku menyaksikan sekian banyak kursi dilemparkan & selanjutnya polisi anti huru hara merangsek masuk.
“Para suporter Guinea Khatulistiwa & kami pula mesti meninggalkan ruangan siaran, sebab seluruh terkena semprotan gas air mata.
“Anda sanggup menyaksikan para suporter bergelantungan di dinding stadion buat menyelamatkan diri.

Pelatih Guinea Khatulistiwa Esteban Becker meneruskan : “Saya sedih menyaksikan aksi banyaknya supporter di luar sana.” Emilio Nsue, kapten Guinea Khatulistiwa, mengemukakan ia bangga timnya mencapai babak semi-final, tapi beliau mau meminta maaf atas kerusuhan antar supporter.  “Saya tonton gimana para suporter itu bertindak, aku tak sempat mengalami hal tersebut,” tuturnya. “Saya mau minta maaf. Itu merupakan sesuatu yg tak sempat kita alami diawal mulanya.”